SENI MUSIK TRADISIONAL KOREA
Alat musik tradisional Korea terbuat dari berbagai
bahan alam, seperti kayu dan metalJumlah alat musik Korea yang masih digunakan
sampai saat ini mencapai 65 jenis. Beberapa diantaranya berasal dari Cina
dan hanya digunakan pada upacara keagamaan. Orang Korea
menyebut alat musik petik menghasilkan "celah-celah
sempit" saat dimainkan atau yang disebut oleh musisi sebagai bagian
"rehat" dari suara, terutama pada saat memainkannya dalam tempo
lambat secara solo.
Pemain Musik Tradisional
Musik tradisional Korea tidak diwariskan melalui
metode pencatatan musik (music
scores) seperti musik barat, namun diturunkan dari pengajaran mulut ke mulut dan menggunakan perasaan. Sejarah personal seorang musisi musik tradisional
dianggap penting dan bakat yang dimilikinya dihargai. Pada masa lalu musisi tradisional berada pada kelas sosial yang rendah dalammasyarakat Korea. Namun, mereka menganggap itu adalah nasib mereka untuk hidup
sebagai pemusik dan mewariskannya. Banyak di antara mereka telah
mengembangkan dan meningkatkan standar musik serta menciptakan musik-musik
baru.
Sejak masa Dinasti Joseon, musisi tradisional Korea dibagi atas dua kategori:
musisi musik rakyat dan musisi musik istana. Tradisi ini sampai kini hanya
dilestarikan di Korea Selatan. Musisi rakyat umumnya berasal dari keluarga dukun yang mementaskan musik dukun (mu-sok-ak)
dari generasi ke generasi. Kelompok warga yang berprofesi sebagai dukun
melahirkan banyak musisi musik Korea yang terkenal. Karya-karya musik dukun
atau Shamanisme antara lain penampil musik sinawi atau musik instrumental yang diiringi tarian dukun. Jenis musik ini
berasal dari Korea bagian selatan. Selain itu dari keluarga musisi ini lahir tradisi
menyanyi opera tradisional pansori. Begitu pula dengan pertunjukkan sanjo, menampilkan permainan alat musik secara solo.
Musisi musik istana tidak hanya mewariskan teknik
bermain musik istana kepada keturunan mereka, namun juga posisi sebagai
pemusik istana. Pada masa penjajahan
Jepang (1910-1945), para musisi istana mulai mendalami seni suara gagok dan berbagai genre musik lain yang terkenal di masyarakat karena
repertoarnya. Sampai kini kelompok pemusik istana berkontribusi banyak
terhadap perkembangan dan pelestarian musik klasik.
Musisi musik rakyat
Di masa lalu, status dukun (mudang atau baksu) dipandang rendah dalam masyakarat, namun pemusiknya
mempunyai status lebih baik. Anak-anak dari keluarga dukun selalu dilatih
menyanyikan pansori. Pansori dianggap sebagai bentuk musik yang paling
bagus dan memiliki prospek cerah. Di daerah asalnya, para musisi pansori
dianggap sebagai artis terkenal dan beberapa bahkan dihargai dengan jabatan penting ketika
mendapat kesempatan pentas di istana. Itulah sebabnya seorang dukun yang berniat menyempurnakan keahlian
bermusiknya, mempelajari pansori dengan giat. Namun begitu, tidak semua
keturunan dukun berbakat menyanyi pansori. Mereka yang tidak memiliki
keahlian pansori diajarkan keahlian lain sepertijultagi (berjalan
di atas tali) atau akrobat. Itulah sebabnya, keluarga dukun sangat erat kaitannya dengan kesenian dan musik tradisional rakyat Korea.
Musisi musik istana
Musisi musik istana merupakan pemimpin dalam
mengembangkan musik klasik Korea sampai saat ini. Keluarga pemusik istana
mewariskan kumpulan keahlian dan pengetahuan musik istana kepada keturunannya. Sejak
masa Dinasti Joseon, seleksi dan manajemen pemusik istana telah mengalami
banyak perubahan. Namun, para musisi yang terkenal berasal dari keluarga
pemusik profesional.
Musik korea saat ini
Pada masa lalu, seseorang tidak bisa menjadi musisi tanpa lahir dari keluarga pemusik. Pelajaran
musik diberikan melalui pelatihan. Dengan perkembangan sistem pendidikan formal, para musisi tradisional pada saat ini
menerima pendidikan musik di sekolah. Terdapat banyak sekolah dasar, SMP, SMA, universitas atau sekolah tinggi yang mengkhususkan pada pendidikan musik tradisional. Pada saat ini banyak orang yang menjadi musisi profesional dengan belajar musik tradisional di sekolah-sekolah semacam itu. Namun,
bagaimanapun juga, tradisi mewariskan musik dari generasi ke generasi masih tetap
dipertahankan. Banyak anak-anak dari pemusik rakyat yang mendalami musik
di sekolah musik tradisional yang didirikan oleh orang tua
mereka dan sebagian besar menjadi musisi musik rakyat yang profesinal.
Samul nori
Samul nori adalah jenis permainan musik tradisional yang berakar dari kesenian
menghibur kelompok penghibur keliling (namsadangpae) pada masa lalu. Kelompok namsadang menampilkan hiburan
berupa nongak, menari, dan akrobat untuk mencari penghidupan.[11] Pada tahun 1978, jenis musik nongak baru ditampilkan oleh kelompok
pemusik tradisional yang terdiri dari 4 orang, dipimpin oleh Kim Duk-soo (lahir 1952). Jenis musik baru ini dinamakan samul nori dan saat ini dianggap sebagai musik
tradisional yang bergaya urban. Sejak saat itu, kelompok samul nori
bermunculan di seluruh Korea.
Samul nori disebut musik urban yang dibedakan dari
nongak dan permainan musik keliling. Berbeda
dengan nongak yang ditampilkan dengan berdiri dan menari, samul nori dimainkan
dengan duduk untuk mengkonsentrasikan permainan musik secara ritmik.
Nongak
Nongak adalah permainan musik petani yang dipentaskan oleh
kelompok pemusik yang terdiri dari para petani (nongaktae).Permainan
musik nongak diwariskan tanpa diketahui dengan jelas penciptanya Namun begitu, asal-usul nongak
diperkirakan telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan dari rekaman sejarah Cina kuno. Catatan mengenai nongak juga dapat
ditemukan dalam Babad
Dinasti Joseon (Sillok), yang dipopulerkan oleh kelompok penghibur keliling.
Saat ini, permainan musik nongak (nongak
nori) didasarkan untuk berbagai aktivitas, antara lain ritual desa (gut), latihan militer, aktivitas-aktivitas kerja, atau murni sebagai hiburan. Nongak memiliki variasi
berdasarkan daerahnya, antara lain gyeonggi nongak, jwado nongak, udo nongak, honam nongak, samcheonpo nongak, uttari nongak dan yeongnam
nongak.Pertunjukkan nongak dapat berlangsung selama beberapa hari, yang
meliputi permainan musik di kuil desa, sumur, rumah warga, kantor desa,
yang terdiri dari pawai (gil-gut),
mengetuk pintu gerbang (mun-gut),
dan berjalan mengelilingi tembok halaman sebuah bangunan (heolsa-gut).
Empat jenis alat musik utama nongak adalah kwaenggwari (gong kecil), janggo (genderang panjang), buk (genderang besar) dan jing (gong
besar). Para pemain musik lain memainkan alat musik sogo (genderang
kecil) dan meniup nabal (trompet).
Demikianlah contoh seni musik tradisional korea..
No comments:
Post a Comment